Legenda sepak bola Belanda Arjen Robben, kini berusia 41 tahun, melanjutkan kariernya di sepak bola dengan cara yang penuh makna: kembali ke kampung halamannya untuk membina generasi muda. Setelah tampil bersama di turnamen legendaris Beckenbauer Cup bersama Franck Ribéry, Robben memulai peran baru sebagai pelatih kepala tim U‑14 FC Groningen.
🎓 Dari Sayap Lincah ke Pelatih Muda
Robben resmi diangkat sebagai pelatih U‑14 oleh Groningen, klub yang membesarkannya sebelum meniti karier yang berkilau di PSV, Chelsea, Real Madrid, dan Bayern München fcbayern.com+12bundesliga.com+12tirto.id+12. Ia sebelumnya sempat menjadi pelatih di klub amatir Be Quick 1887 dan menjalani program magang di akademi Groningen bild.de+1fcbayern.com+1.
🏆 Melawan Masa Lalu di Beckenbauer Cup
Pada Maret 2025, Robben kembali ke lapangan bersama Ribéry, tampil di turnamen Beckenbauer Cup untuk merayakan ulang tahun ke‑125 Bayern fcbayern.com+4fcbayern.com+4fcbayern.com+4. Duo sayap legendaris itu mengungkap perasaan nostalgia dan refleksi:
-
Robben menilai persaingan di Liga Champions semakin menantang
-
Ribéry mengenang kegagalan dan tekanan saat final Champions League 2012 di Allianz Arena—“Finale Dahoam” skysports.com+13kompas.com+13fcbayern.com+13reddit.com+7bavarianfootballworks.com+7fcbayern.com+7
🏡 Fokus Keluarga & Pelatihan Anak-anak
Kini, Robben fokus menghabiskan waktu bersama keluarga dan kembali ke akar sosialnya. Ia tetap aktif—bermain padel, berlari, dan menjalani rutinitas sehat—tapi tidak lagi berlatih dalam intensitas maraton seperti dulu .
📚 Ringkasan & Dampak
Aspek | Keterangan |
---|---|
Pelatih U‑14 Groningen | Mulai Mei 2025, setelah sukses di Be Quick 1887 fcbayern.com+7bild.de+7fcbayern.com+7 |
Peserta Beckenbauer Cup | Tampil bersama Ribéry dalam turnamen indoor merayakan 125 tahun Bayern |
Keluarga dan Kebugaran | Kini lebih mengutamakan keluarga, padel, dan kesehatan |
Refleksi Karier | Ingatannya terhadap momen pahit seperti kekalahan 2012 menjadi pelajaran besar |
✅ Kesimpulan
Arjen Robben kini mengukir babak baru sebagai mentor sepak bola muda. Perannya sebagai pelatih U‑14 Groningen menunjukkan komitmennya untuk memberi kembali kepada akar, sambil tetap menghormati warisannya sebagai legenda. Kehadirannya di ajang Beckenbauer Cup juga menegaskan bahwa tongkat estafet kepemimpinan telah berpindah—dari menggetarkan sayap lawan ke mendidik bintang masa depan.